Yakin sudah bisa bikin copywriting? Tapi nggak tahu konsep bias kognitif sebagai dasarnya? Itu sih sama juga bohong kalau cuma menghapal, membolak-balikan Hook!
Coba deh, kalau kamu baru sebatas menghapal dan membolak-balikan hook namun tanpa memahami psikologi marketing trik mengarahkan pikiran konsumen, apalagi nggak tahu konsep bias kognitif untuk memanipulasi pikiran dan emosi konsumen, kamu pasti bakal mengalami kesulitan untuk memasarkan produk yang berbeda-beda jenisnya – Perkara hook adalah soal sepele, nyontek iklan orang pun jadi, namun jika kamu sudah paham dan menguasai efek bias kognitif dalam teknik copywriting marketing. Menjual produk dengan penekanan pada faktor emosi akan jauh lebih efektif dibandingkan hanya sekedar jualan fitur produk.
Ingat, pada umumnya efek yang mendorong keinginan seseorang untuk membeli sebagian besar di dorong oleh emosi, seolah-olah mereka merasa membutuhkan barang atau sesuatu yang ditawarkan tsb, bukan di dorong oleh rasionalitas pikiran mereka. Merancang sejak awal strategi marketing seperti apa yang akan digunakan? Strategi marketing bias kognitif apa saja yang bisa dimanfaatkan, dll.
Masih asing dengan Bias Kognitif ? Apa hubungannya dengan copywriting marketing? berikut penjelasannya dibawah ini.
Apa itu Konsep Bias Kognitif?
Konsep Bias Kognitif diperkenalkan kepada dunia pertama kali oleh 2 orang ahli psikologi, yaitu Amos Tversky dan Daniel Kahneman dalam karya penelitiaan psikologi mereka: “Judgment under Uncertainty: Heuristics and Biases” (1974) dan “Prospect Theory: An Analysis of Decision under Risk” (1979).
Dalam penelitian tersebut mereka mendokumentasikan berbagai jenis bias kognitif yang ada di dalam pikiran manusia dan mempengaruhi mereka dalam proses pengambilan keputusan – Karya tersebut akhirnya berhasil mengantarkan Daniel Kahneman memenangkan Hadiah Nobel dalam Ilmu Ekonomi yang mengintegrasikan wawasan psikologis ke dalam ilmu ekonomi.
Sementara kata bias kognitif itu sendiri bisa didefiniskan: Kecenderungan sistematis dalam pola berpikir manusia yang mempengaruhi cara pikiran memproses suatu informasi dan membuat keputusan yang seringkali tidak rasional. Ini akibat pikiran yang sudah terdistorsi dengan informasi lain yang mendukung keyakinannya tersebut dan mengabaikan atau menolak informasi lain yang tidak sejalan dengan pemikiran awalnya.
Bias ini biasanya menghasilkan pemikiran dan keputusan yang tidak logis, namun membantu seseorang untuk mengambil keputusan dengan cepat dalam situasi yang mendesak.
Mau belajar Bias Kognitif yang bikin Copywriting kamu semakin nge Joss? Silahkan klik chat whatsapp di bawah ini
Konsep Bias Kognitif dalam Psikologi Marketing
Dalam konteks psikologi marketing, narasi bias kognitif yang dituangkan dalam copywriting digunakan sebagai “alat” atau tool untuk menggugah emosi publik yang efektif mempengaruhi cara berpikir dan keputusan mereka untuk membeli. Caranya dengan menggunakan hook yang memframing persepsi audiens dan mengarahkan mereka agar segera mengambil keputusan pada saat itu juga untuk membeli atau melakukan tindakan tertentu sesuai yang diinginkan oleh copywriter atau pembuat copywriting.
Penjelasan sederhananya, konsep bias kognitif yang ditulis dalam hook copywriting adalah kalimat pembuka yang dibuat untuk memframing, menggugah emosi dan memancing rasa penasaran, seolah-olah audiens membutuhkan barang/produk/jasa yang ditawarkan – Dalam konten video, Hook biasanya di buat dalam bentuk narasi suara, dimana fungsinya juga sama, yaitu untuk memancing rasa penasaran audiens.
3 Konsep Bias Kognitif dalam Elemen Copywriting
Sementara itu konsep bias kognitif digunakan agar; pertama membangkitkan rasa takut yang memunculkan efek emosi kecemasan dalam pikiran audiens (Negativity Bias). Konsep bias negatif ini untuk mengarahkan sifat alamiah manusia, dimana mereka cenderung lebih memperhatikan dan mencemaskan hal-hal yang sifatnya negatif, meskipun itu belum tentu benar dibandingkan dengan hal-hal yang positif.
Kedua; konsep Efek Bandwagon, atau membelokan persepsi dan kecenderungan audiens agar mengikuti tren yang sudah dilakukan atau dibeli oleh banyak orang. Ini adalah salah satu trik marketing yang paling ampuh, bahwa seolah-olah sesuatu yang sedang menjadi tren, memang harus segera diikuti. Efek meniru ini akan lebih efektif lagi jika menggunakan model iklan seorang artis terkenal misalnya.
Ketiga; Scarcity (kelangkaan) dengan memainkan psikologi dasar FOMO (Fear of Missing Out) atau emosi takut akan kehilangan kesempatan jika tidak segera membeli sesuatu yang ditawarkan. Saat seseorang merasa ingin memiliki sesuatu barang yang ditawarkan, kemudian barang tersebut ditawarkan dengan kesempatan terbatas, seperti pemberian diskon terbatas dll. Hal itu akan membuat pikiran menjadi bias serta memunculkan perasaan urgensi bagi audiens, bahwa mereka harus segera memilikinya karena persediaan terbatas, atau mendapatkan diskon terbatas. Ke 3 efek bias kognitif tersebut adalah yang paling umum digunakan dalam copywriting marketing.
Lihat contoh hook copywriting yang menggunakan ketiga konsep bias kognitif diatas berikut ini: “Awas jerawat bandel bukan cuma bikin nggak pede, tapi bisa bikin kulit kamu rusak lho! Sekarang giliran kamu cobain sendiri krim anti jerawat XYZ ini. Satu-satunya krim anti jerawat yang laris-manis direkomendasikan oleh para selebgram, telah berhasil mengatasi jerawat ribuan orang di Instagram – Buruan ambil sekarang mumpung masih diskon 20% dan harga naik!
Dalam contoh copywriting dengan negatif hook di atas Anda bisa lihat berusaha memframing, mengarahkan persepsi audiens untuk menimbulkan perasaan takut yang berlebihan terutama bagi mereka yang memang takut jerawatan, karena konsekuensinya bisa merusak pergaulan sosial mereka, pertama bikin mereka yang jerawatan menjadi nggak pede dalam bergaul, dan yang kedua efeknya lebih menakutkan lagi, dalam tanda kutip; ‘bikin kulit wajah rusak’. Akibatnya secara otomatis pikiran akan mencoba mencari informasi dari sumber informasi lain yang mengkonfirmasi (seolah membenarkan) ketakutan mereka.
Dalam konsep bias kognitif hal ini disebut sebagai Bias Konfirmasi. Penjelasan sederhananya sebagai berikut; orang yang takut jerawatan, mereka akan lebih takut lagi saat membaca informasi yang menyebutkan bahwa jerawat bisa merusak kulit wajah dst. Padahal namanya juga jerawat, ya pasti merusak kulit wajah😀 Namun dengan penambahan kata yang menggunakan tanda seru; ‘bisa merusak kulit wajah lho!’ efek ketakutannya akan menjadi meningkat berlipat kali.
Penjelasan sederhananya: proses bias konfirmasi akan memunculkan efek memunculkan perasaan ingin tahu seseorang untuk mencari informasi yang mengkonfirmasikan bahwa apa yang ditakutkannya tersebut memang benar. Jadi mereka yang takut jerawatan kemungkinan besar akan mencari informasi tambahan dari sumber-sumber lain untuk mengkonfirmasi ketakutannya sendiri; bahwa jerawat mungkin bisa merusak kulit bla…, bla…, bla…
Baca juga disini
Ada 3 tahapan proses yang muncul dengan jenis bias kognitif seperti contoh diatas, yaitu pertama; efek bias negatif yang menimbulkan ketakutan dalam pikiran bawah sadar audiens, kemudian pada gilirannya akan memunculkan efek kedua yaitu bias konfirmasi.
Bias konfirmasi akan mendorong audiens untuk mencari informasi tambahan yang membenarkan atau mengkonfirmasikan apa yang mereka percayai tersebut, bahwa jerawat ternyata bisa menyebabkan kerusakan kulit wajah. Namun uniknya dalam proses bias konfirmasi, seseorang akan cenderung menolak atau tidak mempercayai informasi yang mereka cari tersebut bila sifatnya bertolak belakang dengan keyakinan awal mereka.
Proses ketiga, setelah melalui kedua tahapan di atas, bias urgensi akan menambah keyakinan dalam pikiran audiens dan akan muncul dengan sendirinya karena mereka merasa perlu untuk segera mengambil tindakan atas problem yang dihadapinya (problem jerawat). Impulse tersebut di dorong oleh keyakinan yang terbentuk dalam pikiran dan diyakini bisa mengatasi problem mereka, namun punya batasan waktu, persediaanya juga terbatas, diskon yang terbatas dll. Dorongan-dorongan seperti itulah yang akan membuat audiens untuk segera melakukan pembelian.
0
Dalam psikologi marketing, kreativitas dengan memunculkan impulse-impulse inilah yang digunakan sebagai elemen-elemen kunci, kekuatan sebuah promosi yang akan mendorong keputusan konsumen untuk segera membeli tanpa harus berpikir panjang lagi.
So, cukup dengan menggunakan kekuatan 3 konsep bias kognitif ini saja sudah ampuh untuk mempromosikan apapun produk Anda – Padahal sebenarnya masih ada puluhan jenis bias kognitif yang akan diajarkan dalam privat copywriting plus seo kami. Kamu bahkan bisa memframing pikiran target audiens produk kamu untuk langsung membelinya, bahkan mereka tidak sempat memikirkannya lagi. Itulah fungsi memanfaatkan bias kognitif copywriting dalam marketing online
Yakin jualan kamu bisa nge Joss tanpa menguasai teknik bias kognitif dalam copywriting? Ingat pada dasarnya orang membeli bukan karena dorongan pikiran rasionalitas mereka atas apa yang mereka butuhkan – Atau karena fitur produknya canggih dsb, namun di dorong oleh emosi mereka untuk segera memilikinya, karena ditawarkan dengan cara yang menggugah emosi!
Jika bermanfaat, silahkan share artikel ini ke sosial media kamu. Terima kasih telah berkunjung ke website Internet Marketing No 1
Cuma itu yang bisa saya katakan, keputusan ada di tangan kamu. Ambil kesempatan sekarang juga atau lewat selamanya!
Video marketing Youtube
Video marketing di Youtube paling efektif untuk jualan, kita bisa dapatkan pembeli dari mana saja. Saya beberapa kali mendapatkan pembeli dari luar negeri dari Youtube
Response from Internet Marketing No 1
betul sekali kak, bikin video marketing di Youtube, biaya murah, promosi jalan terus Non Stop selamanya
Terima kasih infonya Min
Cara mendapatkan leads memang gampang-gampang susah, kadang-kadang walaupun dikasih gratis tetap susah
Response from Internet Marketing No 1
Dari pengalaman kami, sebenarnya kalau audiens tsb memang membutuhkan produk atau jasa kita, suatu saat bakal jadi konversi kok. Poinnya pahami dahulu apa yang mereka butuhkan
Cara jualan perusahaan gede cuci otak dulu ya
Betul banget bang pernah beli tas garut 300 ribuan pas ke mall, anjrit modelnya mirip banget sama has pupies yg dijual jutaan😂
Setuju sekali Min, kebanyakan orang beli memang karena emosi
contoh gampangnya coba aja lihat di mall, setiap kali ada sale pasti laris manis
Kalau gampang emosi?
Saya orangnya gampang emosi itu termasuk yang mana min?