Bagaimana cara menghadapi konsumen yang efektif memang tidak mudah, karena banyak faktor dan parameter penentunya, yang jika salah menyiasatinya, justeru malah membuat calon konsumen lari.

 Cara Menghadapi Konsumen Dengan Efektif

Teknik cara menghadapi konsumen yang efektif :

Untuk menghadapi calon konsumen dengan efektif, sebaiknya memang seorang salesman wajib hukumnya, untuk mampu mengenali 3 Tipe Konsumen yang umum, antara lain:

1. Tipikal Konsumen Belanja

Atau dengan kata lain, customer yang hobinya selalu membanding-bandingkan harga dan selalu berkeliling untuk mencari informasi harga yang paling murah, sekaligus memiliki fitur yang paling bagus. Semuanya serba paling …

Dalam banyak studi kasus, tipikal konsumen belanja ini memang termasuk kategori customer yang cukup sulit dirayu – Alih-alih dalam segala hal, hampir bisa dipastikan, mereka selalu membandingkannya dari sisi harga…

Selain itu, ciri umum tipikal konsumen belanja seperti ini, biasanya berasal dari kalangan kelas menengah, dimana setidaknya mereka telah memiliki bekal pengetahuan terhadap produk yang akan dibelinya – Namun pada umumnya, tipikal konsumen belanja seperti ini, jika diamati dengan cermat, justeru sebenarnya mereka tidak terlalu tahu banyak mengetahui spesifikasi produk, terlebih lagi mengetahui kelemahan dan kekurangan terhadap produk yang diminatinya.

Menghadapi calon konsumen seperti ini ada 2 cara yang cukup efektif yaitu:

1A. Menggunakan Teknik Bundel

Teknik bundel marketing ini adalah salah satu trik marketing kuno, yang sudah ada sejak jaman baheula, yaiut dengan memberikan bonus tambahan berupa barang lain, yang nilai atau harganya agak gelap, atau samar – Hal ini memang dilakukan untuk membentuk persepsi di benak konsumen, bahwa sebenarnya produk yang kita jual lebih murah, sebab diberikan bonus yang nilainya kelihatan cukup besar. Ini adalah bagian dari pola memainkan persepsi otak manusia.

Namun kendati, trik promosi model bundel produk seperti “Beli 1 Dapat 1” ini, adalah trik marketing yang paling kuno, namun sampai detik ini masih merupakan trik marketing yang paling ampuh sejak dahulu, sampai sekarang, masih digunakan oleh supermarket, dept store, mini market dan sebagainya.

1B. Menguasai Product Knowledge

Menguasai product knowledge secara baik, merupakan suatu keharusan dalam proses marketing, yang jika dikombinasikan dengan tepat, dan mengetahui kelemahan produk kompetitor atau seller lain, bisa dijadikan senjata pamungkas dalam memberikan edukasi produk terhadap konsumen. Ini sangat efektif untuk mempengaruhi mindset dan imajinasi mereka terhadap produk atau seller yang dianggapnya paling murah.

2. Tipikal Konsumen Fanatik Terhadap Brand Suatu Produk Tertentu

Cara menghadapi tipikal konsumen fanatik seperti ini, termasuk dalam kategori tipe customer yang paling sulit diajak kompromi, karena kefanatikannya terhadap suatu brand sudah meresap lama, sehingga masuk ke dalam alam bawah sadar mereka – Dengan meyakini diri sendiri, dimana mereka sangat meyakini bahwa suatu brand/merek yang di-idamkannya tersebut dianggapnya sebagai produk yang paling bagus, dan secara tidak sadar itu telah merasuki pikiran, dianggap sebagai sesuatu yang nyata – Meskipun seringkali produk tersebut sebenarnya belum mereka miliki !

Aneh tetapi nyata, tapi memang itulah kekuatan sebuah branding yang bisa membentuk opini publik, bahkan secara permanen, mampu mempengaruhi pola pikir konsumen. Sebagai contoh, banyak sekali produk-produk merek-merek terkenal yang bisa dihitung sebagai produk gagal, namun tetap masih memiliki pangsa pasar tersendiri, seolah-olah orang tidak terlalu perduli, yang penting mereka membeli merek terkenal tersebut.

Pengaruh branding yang kuat seperti ini bisa dianalogikan seperti orang yang tengah jatuh cinta, membabi-buta, istilah ekstreemnya, “Tai Kucing pun Rasa Coklat.”

Maka, untuk bisa mempengaruhi tipikal konsumen seperti ini, diperlukan skill dan teknik persuasif tersendiri serta pengetahuan product knowledge yang cukup mumpuni !

Sebab ketika kita memiliki product knowledge yang cukup kuat, tipikal konsumen seperti ini sebenarnya bisa saja dibelokkan dan diarahkan, diberikan edukasi yang tepat, dengan memaparkan semua kelemahan produk tersebut.

Dalam banyak studi kasus yang kami alami sendiri, jujur saja, sebenarnya lebih mudah membelokan minat tipikal customer fanatik seperti ini, jika dibandingkan dengan tipikal customer belanja. Sebab pada umumnya mereka tidak terlalu berhitung dari sisi harga murah saja, namun karena kurangnya pemahaman spesifikasi suatu produk, atau akibat terpengaruh oleh iklan atau opini publik.

Pada pengalaman pribadi, kebetulan saya sendiri telah banyak membelokan dan mengarahkan konsumen untuk membeli produk lain, dengan memberikan edukasi yang baik kepada mereka. Sebagai contoh, bagi saya pribadi, akan lebih mudah membelokan minat seorang konsumen fanatik mobil Toyota untuk membeli mobil yang saya tawarkan, dibandingkan harus berperang dengan harga obral-obralan dengan sesama dealer Suzuki.

Contoh sederhana, dengan hanya membandingkan secara apple to apple saja, bila dilakukan dengan baik, itu bisa mempengaruhi mindset calon pembeli. Misalnya, ketika saya harus bersaing dengan konsumen fanatik Toyota Avanza, sementara saya sendiri menawarkan Suzuki Ertiga Dreza – Maka saya cukup memberikan data yang dimuat oleh media massa, berapa sih sebenarnya angka kecelakaan yang terjadi pada mobil Toyota Avanza di jalan raya ?

Dan berapa sebenarnya data angka kecelakaan pada mobil Suzuki Ertiga ? Dengan melampirkan fakta yang dilansir oleh media massa tersebut, contohnya seperti ini, http://otomotif.news.viva.co.id/news/read/244822-avanza-paling-banyak-celaka-di-tol-padalarang atau ini http://www.otosia.com/berita/avanza-dominasi-kasus-kecelakaan-di-tol-cipularang.html

Jika dilakukan dengan teknik persuasif yang baik dan memanfaatkan celah psikologis konsumen, contoh membuka fakta seperti ini, akan bisa langsung mematahkan keyakinan calon konsumen, bahwa apa yang diyakini mereka selama ini sebenarnya salah, karena mereka mungkin selama ini kebanyakan dipengaruhi oleh iklan atau orang lain misalnya. Sebab faktanya memang angka kecelakaan fatal yang terjadi pada Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia memang jauh lebih banyak dibandingkan dengan data kecelakaan Suzuki Ertiga. Disini tentu ada yang “Something Wrong ?” pada produk tersebut.

Atau contoh lainnya, bagi agen atau sales asuransi jiwa, bisa dilakukan dengan membandingkan secara apple to apple misalnya, antara produk asuransi AIA dengan Produk Pridensial sebagai contoh saja.

Pemasar produk Asuransi Prudensial misalnya, dengan menggunakan analisis kreatif saja, bisa langsung dengan mudah mematahkan mindset konsumen fanatik Asuransi AIA, cukup dengan hanya memberikan segepok polis asuransi yang tebal dari Prudensial – Dibandingkan dengan sebuah buku polis asuransi AIA yang tipis, misalnya.

Pemasar Prudensial cukup memberikan gambaran, bahwa Asuransi Prudensial adalah yang terbaik, jika dibandingkan dengan AIA, karena polisnya jauh lebih tebal, memuat semua klausul dengan jelas dan terperinci, bla…, bla…, bla…

Atau sebaliknya, bagi agen Asuransi AIA, mindset customer fanatik Prudensial bisa saja dipatahkan dengan mudah, dengan meyakinkan mereka, bahwa polis AIA itu cukup dibuat dalam buku polis yang tipis saja, karena mudah dimengerti oleh orang awam, tidak njelimet, semua klausulnya general, mudah dipahami siapa saja, prosedur klaimnya mudah, karena klausulnya memang tidak njelimet, bla…, bla…, bla…, dan seterusnya.

Ini adalah pola memainkan mindset dan persepsi calon konsumen, secara kreatif dan sistematis, dengan memberikan komparasi atau value yang berbeda. Tentu saja bukan asal-asalan memberikan perbandingan yang ngawur, namun tahu persis, apa saja perbedaannya dengan produk kompetitor.

3. Tipikal Konsumen Awam

Cara menghadapi konsumen awam inilah kategori yang paling mudah dihadapi, karena masih awam pengetahuan produk, serta mindset nya belum membentuk kefanatikan terhadap branding suatu produk tertentu.

Tahapan selanjutnya adalah menganalisa dan mengenali tipe konsumen yang dihadapi

Dalam prakteknya, teknik menghadapi konsumen yang pertama, tentu saja kita selayaknya harus bisa mengenali beberapa tipe konsumen yang umum, antara lain:

Memprediksi dengan tepat, siapa sebenarnya tipe calon pembeli yang tengah kita hadapi sekarang – Sebab pada umunya, ada 3 tipe pembeli, yaitu:

1. Tipe calon pembeli yang sudah memiliki uang di kantong, namun masih pilah-pilih

2. Tipe calon pembeli yang, baru mau …, atau akan mau membeli …, ketika sudah memiliki uangnya.

3. Tipe calon pembeli awam

Kemampuan menganalisa calon pembeli ini sebenarnya sudah harus menjadi klasifikasi standart kemampuan analisis setiap salesman, baik ketika ia berhadapan secara face to face dengan customer, maupun per telephone atau bahkan ketika sedang tanya-jawab secara online atau chatting. Dimulai dalam 3 menit pertama saat berkomunikasi.

Ini memerlukan skill analisis perilaku konsumen yang terlatih – Artinya, dalam 3 menit pertama saat melakukan kontak komunikasi, seorang salesman seharusnya sudah bisa memprediksikan pembeli tipe apa yang tengah dihadapinya sekarang. Sebab komunikasi yang efektif, bagi salesman, biasanya berlangsung tidak lebih dari 5 menit, karena keterbatasan waktu customer.

Apakah dia adalah pembeli yang sudah memiliki uang, namun masih gamang untuk menentukan pilihan, atau sebenarnya ia adalah tipe pembeli yang baru bertanya-tanya, atau bisa diklasifikasikan sebagai tipe pembeli kedua, yang baru mau …, baru akan membeli …, setelah memiliki uang, serta memiliki informasi yang cukup.

Atau pada kriteria ketiga, yaitu calon pembeli awam, namun sebenarnya sudah memiliki kemampuan untuk membeli saat ini juga !

Tidak bisa dipungkiri begitu saja, tahapan-tahapan diatas memang sangat menentukan, sebelum sampai pada Deal atau Transaksi Penjualan.

Proses Marketing memang kelihatannya cukup  rumit, namun sebenarnya hal itu bisa mudah dilakukan, bila kita terbiasa dan telah terlatih untuk selalu menggunakan logika sistematis dan kreatif dalam menganalisa semua orang sebagai target market yang potensial, dengan menggunakan beberapa parameter tertentu. Hanya dalam prakteknya, disesuaikan dan tergantung dari produk apa yang akan kita tawarkan kepada calon konsumen …

Nah jika Anda adalah pelaku bisnis konvensional offline, salesman konvensional, baik itu salesman otomotif merek apapun, penjual asuransi, pemilik toko online atau produk apapun yang ingin berjualan secara online dengan metode search engine video marketing kami – Anda kami jamin mampu melatih kemampuan analisis sistematis seperti ini, bisa menentukan strategi siapa saja target market potensial yang bisa Anda bidik dengan tepat, meskipun secara online, cukup dengan menganalisa perilaku konsumen, bukan secara konvensional face to face atau berhadapan secara langsung dengan calon konsumen.

Kami tawarkan Metode Khusus, Kursus Private Terbatas Search Engine Video Marketing disini http://www.IM-NO.1com, menggunakan metode kombinasi yang sistematis, memahami perilaku konsumen dengan logika kreatif, serta memanfaatkan sosial media untuk pemasaran. Dan yang paling utama, mampu mengetahui persis bagaimana algorithma dan sistem kerja pengindeksan keyword di search engine Youtube maupun Google dengan video marketing untuk mendominasi keyword produk jualan Anda di internet !

Kami memberikan Garansi 100% Anda pasti bisa menguasainya hanya dalam hitungan beberapa hari saja – Disamping itu kami juga masih tetap akan memberikan bimbingan, panduan, dan update tanpa batasan waktu, alias selamanya  …

Siapapun Anda pasti bisa dengan mudah menjalankannya, serta mampu bersaing dengan master manapun, sebab pada dasarnya kunci keberhasilan Marketing Online hanya 3, berbeda jauh dengan marketing konvensional, yaitu:

Menggunakan Logika Analisis dan Sistematis

Menggunakan Tool/Software yang menunjang promosi online

Selalu Berpikir Sistematis & Kreatif Tanpa Batas

Terima Kasih dan Salam Sukses Selalu …

Putra Dedy

WhatsApp: 089650502295, HP: 089601078678

Line ID: putrajustdoit

Email: putra_justdoit@yahoo.com

×

Selamat Datang Bpk/Ibu

Ada yang bisa kami bantu?

× Ada yang bisa kami bantu ?